Bukan Sekadar Skutik Harian, Yamaha Gear Ultima Buktikan Daya Jelajahnya di Tanah Jawa (Part-2)
Uji medan ekstrem, bantu petani kol, hingga jelajahi kota budaya. Yamaha Gear Ultima tampil solid dari lereng gunung ke jalanan urban

Ratusan kilometer sudah ditempuh sejak awal perjalanan dari Jakarta. Yamaha Gear Ultima terus membuktikan diri sebagai skutik serbaguna yang bukan hanya tangguh di atas kertas, tetapi juga di medan nyata. Di bagian pertama uji ketangguhan bersama empat media otomotif, performanya telah teruji di lintasan padat ibu kota hingga jalur menanjak Wonosobo. Namun, kisah belum selesai.
Kini, perjalanan berlanjut menuju jantung Pulau Jawa: Yogyakarta. Di tengah cuaca yang tak menentu, rute menanjak menantang, serta medan jalan berbatu yang jarang tersentuh aspal, Gear Ultima tak hanya membawa rider sampai tujuan. Ia bisa menjadi partner sejati dalam petualangan. Dari membantu petani kol di kebun hingga menaklukkan kabut dan hujan lereng Sumbing, episode kedua perjalanan membawa cerita tak terduga yang menegaskan satu hal: Gear Ultima memang diciptakan lebih dari sekadar kendaraan harian.
Menjelajahi Nepal Van Java: Tersesat, Membantu Petani, dan Menguji Kekuatan Gear Ultima

Hari ketiga touring kami dimulai dari Wonosobo, mengarah ke Yogyakarta via daerah ikonik, Nepal Van Java. Kontur jalan kali ini didominasi oleh perbukitan yang menawan. Pagi itu, cuaca cerah menyambut kami, seolah menjadi pertanda baik untuk perjalanan hingga titik akhir.
Petualangan kami diawali dengan melintasi jalur utama menuju Nepal Van Java. Suasana dingin dan kabut tipis menambah sensasi mengasyikkan, apalagi kami disuguhkan pemandangan Wonosobo yang luar biasa indah di sepanjang jalan.
Saat memasuki jalan Wonosobo-Magelang, Zenuar berinisiatif mengambil jalan pintas. Ia melihat navigasi bahwa ada rute tercepat menuju Nepal Van Java, atau yang dikenal dengan Dusun Butuh, Desa Temanggung, Kecamatan Kaliangkrik, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Bangkit pun menyetujui pilihan Zenuar untuk memotong jalur.

Awalnya, rute yang kami lalui berupa jalan lebar yang cukup untuk dua mobil berpapasan. Namun, semakin jauh masuk, jalur mulai menyempit. Kami masuk-keluar desa, hingga melewati jalan setapak yang hanya bisa dilalui sepeda motor. Dengan sedikit keraguan, Bangkit mencoba memastikan apakah ini jalan yang benar? Zenuar hanya melihat ponselnya, seolah meyakinkan bahwa jalur yang dilalui sudah tepat. Ternyata, tidak seperti yang dibayangkan. Jalur mulai berbatu bercampur tanah di tiap sisinya. Benar saja, kami berdua tersesat masuk kebun warga.
Seakan tak punya pilihan lain, kami tetap melanjutkan perjalanan hingga akhirnya bertemu dua petani yang sedang memanen kol. Ya, kami memang tersesat. Tanpa buang waktu, kami bertanya kepada mereka, di mana rute utama untuk bisa sampai ke Nepal Van Java.
Kami akhirnya diberi tahu rute yang benar. Namun, di saat bersamaan, Bangkit memiliki ide yang tak terduga. Melihat para petani ingin membawa hasil panen kol mereka ke jalan utama, Bangkit berinisiatif untuk sekalian membantu membawakan karung berisi kol tersebut. Tak main-main, setiap karung kol itu beratnya mencapai 50-60 kg!

Ternyata para petani tidak keberatan dengan ide Bangkit. Ini seperti simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan. Kami membantu para petani membawa karung kol, sekaligus bisa kembali ke jalur utama dengan petunjuk arah yang tepat.
Tanpa pikir panjang, kami pun berupaya mengangkat karung kol ke atas Gear Ultima. Zenuar membawa satu karung, sementara Bangkit mengangkut dua karung yang masing-masing diletakkan di bagian belakang dan di area dek kaki (floordeck).
Lagi-lagi, fitur Gear Ultima sangat membantu. Pertama, handle belakang multi-guna. Karena bentuknya rata, lebar, panjang, dan berbahan besi kokoh, langsung kami manfaatkan untuk mengangkut karung kol tanpa harus mengorbankan kursi pengendara. Ditambah lagi, ada tonjolan untuk cantolan tali pengait di bagian bawah, sehingga kami tak perlu repot mengikat tali karet.

Lalu, dek kaki (floordeck) yang luas ternyata sanggup juga untuk mengangkut karung kol. Sementara itu, gantungan ganda di motor Zenuar digunakan untuk membawa tas (top bags) saat kursi belakang dipenuhi satu karung kol.
Meskipun melewati jalur berbatu dan sedikit tanah, Gear Ultima yang dipakai Bangkit mampu berjalan tanpa hambatan. Padahal, ia mengangkut dua karung kol dengan total berat sekitar 100-120 kg, ditambah bobot pengendara. Ini sungguh mengesankan!
Di atas kertas, Gear Ultima ditenagai oleh mesin Blue Core Hybrid berkapasitas 125 cc berpendingin udara, serupa dengan Fazzio dan Grand Filano. Mesin ini mampu menghasilkan tenaga sebesar 8,3 hp pada 6.500 rpm dan torsi puncak 10,6 Nm pada 4.500 rpm. Teknologi hybrid yang dimilikinya dapat meningkatkan efisiensi bahan bakar dan responsivitas mesin, memberikan pengalaman berkendara yang lebih optimal. Mengangkut dua karung kol ternyata bukan masalah besar bagi skutik ini.

Akhirnya, kami sampai di lintas utama menuju Dusun Butuh. Tak lupa, kami mengucapkan terima kasih kepada para petani kol yang sudah membantu menunjukkan jalan. Pengalaman tak terlupakan ini sekaligus menguji ketahanan Gear Ultima dengan bobot yang melebihi rekomendasi.
Setibanya di Nepal Van Java, kami lagi-lagi dihadapkan dengan hujan. Tanpa pikir panjang, kami memarkirkan motor di salah satu kafe sebelum memasuki gerbang Dusun Butuh. Di sini, kami menikmati secangkir kopi panas ditemani rintik hujan dan kabut tipis. Kawasan ini memang menakjubkan.
Lepas matahari terbenam, hujan tak kunjung reda. Perjalanan kami masih cukup jauh untuk sampai ke Yogyakarta. Meskipun ditemani rintik hujan, rute di lereng Gunung Sumbing memang tak pernah mengecewakan. Perjalanan berjalan mulus hingga akhirnya kami memasuki Alun-alun Kota Magelang untuk beristirahat sejenak, sekaligus mengisi perut yang sudah lapar akibat cuaca dingin.
Sekitar dua jam beristirahat, kami melanjutkan perjalanan dengan melewati jalan Magelang-Yogyakarta. Tanpa ada kendala berarti, akhirnya kami sampai di penginapan yang berada di Jalan Mangkuyudan, Kota Yogyakarta. Sebuah petualangan hari ketiga yang penuh kejutan dan membuktikan ketangguhan Gear Ultima.
Menjelajahi Yogyakarta dan Memanfaatkan Teknologi Y-Connect

Petualangan hari keempat sebetulnya tak ada yang istimewa. Tidak ada penjelajahan jarak jauh seperti hari-hari sebelumnya. Kami hanya berkeliling Kota Yogyakarta, menikmati suasana khas kota pelajar sembari singgah di beberapa lokasi wisata ikonik. Namun, momen ini kami manfaatkan untuk memantau kondisi motor melalui aplikasi Y-Connect.
Fitur canggih ini tidak hanya tersedia di lini Maxi atau Classy Yamaha, tetapi juga tersemat pada Gear Ultima. Teknologi Y-Connect (Yamaha Motorcycle Connect) memungkinkan pengendara untuk menghubungkan ponsel pintar ke motor, guna mendapatkan berbagai informasi penting secara real-time. Mulai dari notifikasi pesan dan panggilan masuk, hingga kondisi kendaraan yang detail. Selain itu, Y-Connect juga menyediakan fitur navigasi serta pengingat perawatan motor, memastikan perjalanan selalu aman dan nyaman. Dengan Y-Connect, kami bisa memantau performa Gear Ultima secara langsung di sela-sela waktu santai kami.
Serah Terima Estafet di Yogyakarta

Hari berikutnya menjadi momen penting. Kami berkumpul dengan media lain di Montero Café, Yogyakarta. Perjalanan tim Oto.com bersama Gear Ultima telah usai. Unit motor yang kami gunakan akan dilanjutkan perjalanannya hingga ke Bali oleh tim Autofun.co.id melalui jalur utara.
Selain seremoni serah terima kunci yang menandai pergantian tim, kami juga memanfaatkan kesempatan ini untuk bertukar informasi perjalanan dengan tim Otomotif TV. Mereka telah menempuh jalur utara atau Pantura hingga tiba di Yogyakarta. Berbagi pengalaman dan insight dari jalur berbeda ini sangat berharga, memberikan gambaran lengkap mengenai performa dan ketahanan Gear Ultima di berbagai medan. Momen ini sekaligus menjadi penutup etape pertama dari petualangan panjang Yamaha Gear Ultima, dari Jakarta menuju Bali. (OTO)
Baca Juga:
Terbukti "Kuat No Debat": Empat Media Uji Ketangguhan Yamaha Gear Ultima (Part-1)
-
Jelajahi Yamaha Gear Ultima
Model Motor Yamaha
Jangan lewatkan
GIIAS 2025
IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Motor Unggulan Yamaha
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Motor Yamaha Gear Ultima Terbaru di Oto

Bandingkan & Rekomendasi
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
Kapasitas
124.86
|
109.5
|
124.8
|
125
|
113.7
|
Diameter x langkah
52.4 mm x 57.9 mm
|
47 mm x 63.1 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
52.4 mm x 57.9 mm
|
50 mm x 57.9 mm
|
Jenis Mesin
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
Single Cylinder, 4-Stroke, Air-Cooled, SOHC
|
4-Step, SOHC, eSP, Liquid Cooling Engine
|
4-Stroke, SOHC
|
4-Stroke, SOHC
|
Indikator Lampu
Ya
|
Ya
|
Ya
|
Bulb
|
Ya
|
|
Tren Scooter
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Artikel Motor Yamaha Gear Ultima dari Zigwheels
- Motovaganza