Daftar Pembalap Formula E yang Pernah Berlaga di Formula 1
Menjelang Jakarta E-Prix 2025, Ini Deretan Pembalap Formula E yang Pernah Berlaga di F1

Gelaran Formula E akan kembali hadir di Jakarta akhir pekan ini. Setelah sempat absen pada tahun lalu, ajang balap mobil listrik ini akan kembali hadir di Sirkuit International e-Prix Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (21/6).
KEY TAKEAWAYS
Apakah banyak pembalap Formula E yang sebelumnya membalap di Formula 1?
Ya, cukup banyak pembalap Formula E merupakan eks pembalap Formula 1, seperti Pascal Wehrlein, Nyck de Vries, dan Sebastien Buemi. Mereka membawa pengalaman dari F1 ke ajang balap mobil listrik ini.Kapan Jakarta E-Prix 2025 digelar dan di mana lokasinya?
Jakarta E-Prix 2025 akan digelar pada Sabtu, 21 Juni 2025, di Sirkuit International e-Prix Ancol, Jakarta Utara.Bagi penggemar balapan, ajang Formula E ini akan menjadi kesempatan untuk melihat dari dekat pembalap idola mereka. Terlebih, beberapa dari pembalap Formula E ini juga sempat menjadi joki jet darat di ajang Formula 1.
Siapa saja? Ini daftarnya
Pascal Wehrlein

Nama ini tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Wehrlein menjadi kompatriot Rio Haryanto saat berlaga di ajang Formula 1 di 2016 silam. Bersama Manor Racing, pembalap Jerman ini menyumbangkan satu poin bersejarah bagi tim balap tersebut.
Setelah Manor gulung tikar, Wehrlein direkrut Sauber Formula One untuk tetap di ajang balap jet darat tersebut. Wehrlein juga menyumbangkan satu poin sebelum akhirnya dirinya memutuskan kembali ke ajang DTM selama beberapa waktu.
Karirnya di Formula E dimulai pada musim kelima ajang ini di 2018/2019 silam. Wehrlein bergabung dengan tim Mahindra racing dan berhasil meraih satu podium di musim pertamannya. Pada musim ketujuh (2020/2021), dirinya pindah ke tim TAG Heuer Porsche hingga saat ini. Performanya terus meningkat dan saat ini berada di posisi kedua klasemen pembalap musim ini.
Stoffel Vandoorne

Nama pembalap Belgia ini sempat naik daun saat ajang Formula 1 musim 2016 – 2018 silam. Sebagai anak didik McLaren, Vandoorne menjabat pembalap cadangan pada musim 2014 dan baru pada musim 2016, dirinya berada di balik kemudi mobil Formula setelah menggantikan Fernando Alonso yang berhalangan.
Karir Formula 1 Vandoorne dimulai pada musim 2017 saat McLaren mengumumkan Jenson Button tidak akan balapan. Ini membuat Vandoorne menjadi kompatriot Alonso di 2017. Musim debutnya berakhir manis setelah dirinya mencatat nilai di atas seniornya tersebut. Masalah reliabilitas mobil McLaren membuatnya tampil kurang kompetitif.
Musim berikutnya, saat McLaren bersama Renault bekerja sama, Vandoorne dapat kompetitif di awal-awal musim. Sayangnya hasil yang tidak konsisten membuat dirinya harus puas meraih posisi ke-16 di akhir musim 2018 tersebut. Setelahnya, McLaren mengumumkan Vandoorne tidak akan membalap lagi bersama mereka.
Vandoorne kemudian langsung memasuki ajang Formula E bersama HWA Racelab di 2018. Musim perdana ini, dirinya berpartner bersama juara DTM, Gary Paffett. Musim berikutnya, HWA Racelab berganti nama menjadi Mercedes-EQ Formula E Team. Pada musim kedelapan Formula E, Vandoorne berhasil meraih gelar juara pembalap dan membantu tim Mercedes itu meraih juara tim.
Saat ini, Vandoorne menjadi pembalap tim Maserati MSG Racing. Dirinya berada di peringkat 11 klasemen pembalap sementara dan mengantongi 50 poin.
Lucas di Grassi

Karir pembalap Brazil ini terbilang singkat di Formula 1. Lucas di Grassi bergabung dengan tim Virgin Racing pada musim F1 2010, berpasangan dengan Timo Glock. Meskipun dianggap membawa sponsor, performanya sepanjang musim diganggu oleh berbagai masalah teknis pada mobilnya, seperti masalah hidrolik, kopling, dan suspensi.
Ia sering kali gagal finis atau finis di posisi belakang. Finis terbaiknya adalah posisi ke-14 di Malaysia. Meskipun memberikan umpan balik teknis yang baik, kecepatannya tidak memuaskan tim dibandingkan dengan Glock. Akibatnya, di Grassi tidak mendapatkan tempat di Virgin Racing untuk musim 2011 dan digantikan oleh Jérôme d'Ambrosio. Ia mengakhiri musim 2010 tanpa meraih poin.
Karir Formula E di Grassi dimulai bersama dengan Audi Sport ABT Schaeffler. Ia finis ketiga di Musim 1, nyaris meraih gelar di Musim 2, sebelum akhirnya mengamankan gelar Juara Pembalap 2016/17 di Montreal. Sebagai juara bertahan di Musim 4, ia finis kedua di belakang Jean-Eric Vergne. Di Musim 5, ia kembali finis ketiga. Pada Musim 6, meskipun Audi kesulitan dalam kualifikasi, Di Grassi konsisten finis di setiap balapan dan meraih peningkatan posisi terbanyak per balapan, mengakhiri musim di posisi keenam. Ia tetap bersama Audi untuk Musim 7.
Saat ini di Grassi membalap untuk tim Lola Yamaha ABT Formula E Team. Dirinya mengumpulkan 30 poin dan berada di posisi ke-16 klasemen sementara.
Sebastien Buemi

Nama pembalap Swiss ini menghiasi grid balap Formula 1 pada musim 2009 bersama dengan Scuderia Torro Rosso. Ia menunjukkan performa menjanjikan di musim rookie-nya, mencetak poin di balapan pertamanya di Australia dan mengakhiri musim di posisi ke-16 dengan 6 poin, menjadi rookie terbaik.
Pada 2010, Buemi melanjutkan dengan Toro Rosso. Meskipun mengalami insiden menakutkan di Grand Prix Tiongkok di mana suspensi depannya patah, ia berhasil mengungguli rekan setimnya, Jaime Alguersuari, dengan 8 poin berbanding 5. 2011 adalah musim terakhir Buemi sebagai pembalap utama Toro Rosso. Ia dan Alguersuari digantikan oleh Daniel Ricciardo dan Jean-Éric Vergne untuk musim 2012.
Setelah itu, mulai 2012, Buemi bergabung dengan Red Bull Racing sebagai pembalap tes dan cadangan, peran yang dipegangnya selama beberapa musim, termasuk partisipasi dalam tes pembalap muda. Pada tahun 2023, Buemi tidak lagi tercantum dalam daftar pembalap cadangan Red Bull.
Pada 2014, Buemi melanjutkan karir sebagai pembalap Formula E. Setelah meraih tiga gelar Juara Tim bersama Renault e.dams, Sébastien Buemi melanjutkan karirnya dengan tim yang sama, yang kini berganti nama menjadi Nissan e.dams.
Pada Musim 5, berpasangan dengan Oliver Rowland, mereka membawa tim ke posisi keempat klasemen tim, sementara Buemi finis kedua di klasemen pembalap, tepat di belakang Jean-Eric Vergne. Musim 6 menyaksikan Buemi dan Rowland kembali berpasangan. Meskipun awal musim yang lambat, tiga podium Buemi di final Berlin membantu Nissan e.dams mengamankan posisi kedua di Kejuaraan Tim.
Pada Musim 9, Buemi bergabung dengan Envision Racing. Ia kembali naik podium di London dan konsisten finis di posisi keenam klasemen, berkontribusi pada gelar Juara Tim pertama Envision. Di Musim 10, Buemi tetap bersama Envision, mengakhiri tahun di posisi ke-11 dengan dua podium di Mexico City dan London.
Saat ini Buemi masih membalap untuk tim Envision Racing. Dirinya berada di peringkat 12 klasemen pembalap sementara dan meraih 47 point.
Nyck de Vries

De Vries mendapat kesempatan debut di Formula 1 pada Grand Prix Italia 2022 bersama tim Williams, menggantikan Alexander Albon yang sakit mendadak. Meskipun hanya berlatih sebentar dengan mobil Williams, ia tampil impresif dengan finis di posisi ke-9 dan meraih poin dalam balapan debutnya. Performa ini sangat memukau dan membuatnya diakui sebagai "Driver of the Day".
Berkat penampilan cemerlangnya di Monza, Nyck de Vries mendapatkan kursi penuh waktu di tim AlphaTauri (tim "saudara" Red Bull Racing) untuk musim 2023. Ia berpasangan dengan Yuki Tsunoda. Sayangnya, perjalanan de Vries di AlphaTauri tidak berjalan mulus. Ia kesulitan untuk beradaptasi dengan mobil dan tidak mampu secara konsisten bersaing di lini depan atau mencetak poin.
Hasil terbaiknya bersama AlphaTauri adalah finis ke-12 di Grand Prix Monako. Setelah 10 balapan tanpa poin dan di tengah kritik dari penasihat Red Bull, Dr. Helmut Marko, Nyck de Vries diberhentikan dari AlphaTauri setelah Grand Prix Inggris 2023. Posisinya kemudian digantikan oleh Daniel Ricciardo.
Karirnya di Formula E justru lebih dulu dibanding Formula 1. De Vries memulai karir Formula E di musim keenam di Mercedes-EQ Formula E Team. Ia segera menunjukkan kecepatannya dengan penampilan di Super Pole dan meraih poin pertamanya di Diriyah. Meskipun ada tantangan, ia mengakhiri musim dengan finis kedua di balapan terakhir, melengkapi kemenangan rekan setimnya, Stoffel Vandoorne.
Musim 7 adalah puncak karier Formula E de Vries. Ia memulai musim dengan dominan, memenangkan balapan pertama di Diriyah dan kemudian meraih kemenangan lain di Valencia. Meskipun sempat mengalami masa sulit di pertengahan musim, ia bangkit dengan dua podium di London. De Vries berhasil melewati drama di putaran final Berlin dan akhirnya mengamankan gelar Juara Dunia Pembalap FIA Formula E, unggul tujuh poin dari Edoardo Mortara.
Kini De Vries berlaga bersama Team Mahindra Racing. Ia berada di posisi kedelapan klasemen pembalap saat ini dengan raihan 56 poin.
Pembalap Formula Lainnya
Masih ada nama-nama beken di Formula 1 yang pernah mencicipi kursi Formula E dan sebaliknya. Sebut saja Pierre Gasly, Nick Heidfeld, Felipe Massa, Jerome d’Ambrosio yang memiliki sejarah di kedua balapan tersebut.
Gelaran Sarinah Jakarta E Prix 2025 akan dimulai pada Jumat dengan waktu latihan bebas. Pada Sabtu (21/6), balapan akan dimulai dengan latihan bebas di pagi hari, kualifikasi di jam 10 dan balapan pada jam 15.00 WIB. (STA/TOM)
Baca juga:
Histori EPrix Jakarta: Lokasi Balapan Formula E yang Menjadi Debut Perdana Gen3 EVO
Serunya Formula E Tokyo 2025: Dominasi Nissan dan Teknologi Canggih di Lintasan Basah
Jual mobil anda dengan harga terbaik


IIMS 2025
Tren & Pembaruan Terbaru
- Terbaru
- Populer
Anda mungkin juga tertarik
- Berita
- Artikel feature
Mobil Pilihan
- Terbaru
- Yang Akan Datang
- Populer
Video Mobil Terbaru di Oto

Artikel Mobil dari Carvaganza
Artikel Mobil dari Zigwheels
- Motovaganza
- Tips
- Review
- Artikel Feature